GenPI.co Sumut - Pembelian beras petani, oleh Bulog Sumut melambat karena Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) menjadi tunai di 2022.
Pimpinan Bulog Wilayah Sumut Arif Mandu mengatakan, pengadaan beras petani hingga 7 Juni masih minim atau 1.682 ton.
"Masih minim dari target 23.000 ton sepanjang 2022," ujarnya dilansir Antara, Selasa (7/6/2022).
Pengadaan ini melambat, karena beberapa faktor seperti lebih mahal harga beli di pasar dari harga pembelian pemerintah (HPP).
Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium Rp9.950 per kilogram dan beras premium Rp13.300 per kilogram.
Termasuk dampak berubahnya kebijakan soal BPNT yang menjadi tunai.
"Dengan bantuan berbentuk tunai, sebagian pemasaran beras Bulog di 2022 hilang," katanya.
Dengan sebagian pasar beras hilang, pihaknya berhati-hati melakukan pembelian beras karena khawatir stok terlalu banyak.
Sehingga bisa berdampak pada terjadinya penurunan mutu bahan pangan tersebut.
"Tapi yang pasti, stok beras Sumut masih tetap aman untuk kebutuhan," katanya.
"Stok beras Sumut per 7 Juni sebanyak 9.556,12 ton," imbuhnya.
Stok beras itu, masing-masing 9.161,35 ton untuk cadangan beras pemerintah (CBP) dan beras komersial 394,77 ton.
"Stok beras itu mencukupi beberapa bulan ke depan sehingga tidak perlu dikhawatirkan," katanya.(Antara)