GenPI.co Sumut - Pemerintah diharapkan, melepaskan 17 kontainer atau 342,72 ton karet ekspor yang ikut ditahan bersama sawit.
Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah mengatakan, kontainer itu ada di Kapal Mathu Bhum V29BE.
"Kapal berbendera Singapura yang ditahan karena membawa 34 kontainer produk sawit," ujarnya, Sabtu (19/6/2022).
Karet yang ikut tertahan itu, rencananya dikapalkan ke Amerika Serikat, India, Kolombia, Romania, dan Argentina.
"Gapkindo hanya berharap karet yang ikut ditahan dilepaskan," katanya.
Edy menyebut, kontrak dagang karet internasional tunduk dengan yang diatur International Rubber Association (IRA).
"Ada perjanjian lain, terkait dengan kontrak dagang internasional," ungkapnya.
Di antaranya konvensi CISG 1980, dan the UNIDROIT Principle of International Contracts tahun 1994.
Apalagi, kata Edy, Permendag 22/2022 yang mengatur larangan ekspor sawit dan produk turunnya telah dicabut.
"Nyatanya hingga saat ini 402 kontainer non-sawit termasuk karet masih tertahan," katanya.
Selain menyangkut kepercayaan, tertahannya karet itu biaya eksportir juga akan membengkak.
Kalau belum jelas kepastian nasib karet ekspor di kapal itu, maka ada rencana menemui Presiden Jokowi.
"Untuk meminta tolong menyelesaikan masalah tersebut," ujar Edy.(Antara)